Memahami Perbedaan Herpes Simpleks dan Herpes Zoster
Penyakit herpes mungkin bukan
penyakit yang asing lagi bagi telinga Anda. Tapi apakah Anda benar-benar tahu
seperti apa penyakit herpes itu. Dan tahukah Anda bahwa penyakit herpes dibedakan
menjadi beberapa jenis yang berbeda yang diantaranya adalah herpes simpleks dan
herpes zoster? Mari kita cari tahu seperti apa perbedaan antara kedua jenis
penyakit herpes tersebut!
Herpes memang tidak termasuk
dalam daftar penyakit dunia yang harus dilaporkan secara rutin. Namun, berbeda
halnya pada negara berkembang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan
bahwa jumlah kasus penyakit ini pada negara berkembang, termasuk Indonesia,
lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju.
Ketika Anda terserang penyakit
herpes, baik itu herpes simpleks maupun herpes zoster, segeralah cari CARA MENGOBATI PENYAKIT HERPES, sebelum penyakit tersebut terus berkembang dan bertambah parah
kondisinya. Dan ingat, herpes jenis apapun bisa menular.
Herpes adalah infeksi virus
menular yang umum terjadi. Penyakit herpes disebabkan oleh virus herpes yang
terdiri dari 8 macam, di mana 2 diantaranya paling sering diteliti, yakni herpes
simpleks dan herpes zoster. Lalu apa yang membedakan kedua jenis herpes tersebut?
Herpes simpleks
Berbeda dengan herpes zoster,
herpes simpleks adalah salah satu penyakit kelamin. Penyakit ini ditandai
dengan munculnya bintil-bintil berkelompok seperti anggur yang berisi air dan
sangat nyeri pada kemaluan (terutama saat pecah dan pada kali pertama), serta
meninggalkan luka yang kering dan mampu hilang sendiri setelah pecah, kira-kira
selama 2 hari hingga 3 minggu. Selain disekitar kemaluan, bintil-bintil
tersebut pun dapat muncul pada sekitar anus dan mulut.
Sayangnya, penyakit ini mampu
kambuh lagi. Terutama selama 1 tahun setelah terinfeksi. Untungnya, gejala saat
terinfeksi yang kedua kali tidak akan sesakit saat yang pertama kali dan
meskipun virus ini akan terus menetap pada tubuh Anda, jumlah gejalanya pun
akan berkurang seiring berjalannya waktu.
Dampak herpes simpleks
Perlu mendapat perhatian lebih
saat penderita adalah seorang ibu hamil, karena dampak penyakit ini dapat
mengancam kehidupan janin dan bayi baru lahir. Dengan kata lain, penyakit ini
dapat ditularkan baik melalui plasenta, maupun saat persalinan. Suatu
penelitian mengungkapkan bahwa tanpa pengobatan yang cukup, 80 persen bayi
lahir yang terinfeksi herpes simpleks akan meninggal dan kalaupun berhasil
dilahirkan, bayi tersebut akan mengalami kerusakan otak.
Selain melalui plasenta,
penularan penyakit ini juga didapat dengan melakukan hubungan intim dengan
pasangan yang telah terinfeksi virus tersebut. Dengan kata lain, satu-satunya
cara menghindari penyakit ini adalah dengan tidak melakukan hubungan intim
dengan pasangan yang belum diuji keberadaan virus herpes simpleks dalam
tubuhnya.
Penggunaan kondom mungkin
memperkecil risiko penularan, namun tak sepenuhnya mampu melindungi. Hal ini
dikarenakan, gejala herpes yang dapat muncul di bagian mana saja organ tubuh
Anda yang terinfeksi.
Herpes zoster
Herpes zoster adalah penyakit
kulit yang lebih sering dikenal dengan sebutan cacar ular atau cacar api.
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang serupa dengan cacar air, sehingga orang
yang pernah terpapar cacar air, berisiko juga terpapar herpes zoster di masa
mendatang. Risiko akan lebih besar bila Anda telah memasuki usia lansia.
Gejala herpes zoster
Seorang spesialis kulit dan
kelamin, dr. I Gusti Nyoman Darmaputra menjelaskan bahwa, gejala awal penyakit
ini biasanya dimulai dengan timbulnya perasaan tidak enak badan pada dahi
maupun kepala kanan seperti migrain kira-kira 1-5 hari, diikuti dengan rasa
nyeri yang makin lama makin berkembang lamanya dan sakitnya.
Namun terkadang, keberadaan virus
ini tak dapat diprediksi. Penanganan sering kali baru dilakukan setelah muncul
bintik gelembung merah berisi cairan (fase akut). Hal ini mungkin membuatnya
terlihat seperti cacar air. Bedanya, penularan herpes zoster hanya terjadi jika
ada kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi.
Dampak herpes zoster
Padahal, penelitian Johnson dkk
pada tahun 2010 mengungkapkan bahwa penanganan herpes zoster yang terlambat
memiliki dampak terhadap kualitas hidup seseorang, antara lain :
- Orang tersebut akan jadi lebih mudah kelelahan, mengalami penurunan berat badan, kesulitan tidur (fisik)
- Orang tersebut jadi mengalami depresi, merasa gelisah, kesulitan untuk berkonsentrasi dan mudah merasa ketakutan (psikologis)
- Alhasil orang tersebut jadi menarik diri dan mulai mengisolasi diri serta
- Mengalami kesulitan dalam berpakaian, mandi, makan dan aktivitas rutin lain.
Hal ini dikarenakan, penanganan
herpes zoster yang berlarut-larut dapat berdampak pada beberapa komplikasi
bagian tubuh lain (bila infeksi terjadi pada bagian tubuh tersebut), di antaranya
sistem saraf, mata, telinga, hidung, tenggorokan hingga bagian antara dada
dengan panggul.
Herpes zoster dapat dicegah
dengan beberapa tindakan, antara lain pemakaian asiklovir jangka panjang dan
pemberian vaksin (sesuai resep dokter).
Salah satu cara menyembuhkan penyakit herpes yang tepat adalah dengan menggunakan obat herpes herbal, yang
efektif dan aman tanpa efek samping yang membahayakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar